Selasa, 10 Oktober 2023

DIFFERENCE

Difference (perbedaan)

Suatu ketika seorang pemuda mendatangi suatu desa dengan perawakan yang sedikit gondrong dan bertattoo. Pada saat itu salah satu rumah di desa tersebut terjadi peristiwa kemalingan di siang hari, seketika didepan rumah sang korban menjadi ramai. Tiba-tiba lewatlah sosok yang dengan perawakan gondrong dan bertatto, dialah La Baco. La Baco berjalan melintasi rumah korban tersebut, namun perjalanan La Baco dihentikan oleh warga yang sedang berkumpul tadi. Tanpa pikir panjang, warga yang berkumpul itu mengeroyok La  baco, hanya karena dia berambut panjang dan bertatto sehingga warga mengira La Baco inilah pelaku dari pencurian tadi. Bagaimanakah perasaan La Baco yang dihukum tanpa diberikan kesempatan untuk menjelaskan dirinya?

Tapi ini bukan tentang La Baco. Ini tentang perumpamaan kita  dalam kehidupan Islam sekarang, terkadang kita hanya bisa menghakimi seseorang sesaat tanpa memberikan orang lain kesempatan untuk menjelaskan pemahamannya. Kita sibuk menjudge pemahaman orang lain adalah ajaran yang sesat dan tidak pernah berniat untuk mengkaji lebih dalam hal tersebut. Jangankan mengkaji pendapat dari orang lain, untuk mengkaji pendapat apa yang kita yakini saja sebagai kebenaran pun tidak pernah kita kaji sedangkal mungkin. Namun dengan gagahnya kita mengklaim bahwa yang memiliki kebenaran mutlak adalah kita sendiri dan yang lainnya adalah orang-orang yang sesat.

Apakah seperti itu yang diajarkan oleh Baginda Rasulullah Muhammad SAW.? Bukankah Rasulullah datang sebagai رحمة للعالمين, sedangkan ketika kita maknai kata rahmat itu, maknanya adalah kasih sayang. Apakah mencerminkan ajaran yang dibawa Rasulullah sebagai ajaran kasih saying, jika kita hanya sibuk menjudge orang lain sebagai orang sesat bahkan sampai memusuhi orang tersebut. Pada hakikatnya, perbedaan itu terdapat keindahan didalamnya.

Dalam salah satu adagium populer: Ambillah hikmah walau dari mulut anjing sekalipun. Sebagai muslim yang cinta terhadap perbedaan, tidak semestinya kita memusuhi orang yang berbeda pemahaman dengan kita. Parahnya lagi, perbedaan itu menghasilkan suatu kedengkian hingga membuat perpecahan didalam internal kita itu sendiri.

Juga sedikit mengutip dari perkataan Ki Hajar Dewantara: “Setiap manusia adalah guru dan setiap tempat adalah sekolah. Ini sejalan dengan adagium yang disebutkan tadi bahwa kita jangan menilai sesuatu hanya dari siapa yang mengatakannya, akan tetapi nilailah dari apa yang diucapkan oleh orang tersebut.

Tidakkah kita belajar dari kisah dari Zaid bin Tsabit dan Ibnu ‘Abbas? Zaid bin Tsabit al-Anshari dan Ibnu 'Abbas bukanlah dua orang yang selalu sepakat dalam hal pemikiran. Keduanya yang merupakan ahli fiqih tercatat pernah berselisih pendapat seputar bab warisan (farâidl). Hanya saja, kearifan dan akhlak terpuji mereka menjadikan perbedaan itu sebagai sesuatu yang wajar.

Jadi sebagai Muslim intelek kita harus cerdas dalam menghadapi suatu perbedaan. Bukan membenci yang berbeda dengan kita, juga tidak saling menjelekkan karena perbedaan yang kita hadapi. Disitulah letak keindahan daripada budaya To Ugi yaitu Tudang sipulung. Kita duduk bersama untuk saling menghargai perbedaan yang terjadi ditengah-tengah kita. Sehingga apa yang dirasakan La Baco tidak dialami oleh orang yang pendapatnya minoritas disekitar kita.

Sekian,

Wassalam..


Belajar, Berjuang, Bertaqwa.

Selasa, 10 Oktober 2023

 

Penulis: Kader IMPS Koperti UINAM

Editor: Neylaa Khadijah Dwysezha AS (Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Periode 2023-2024)

Seremoni Hari Lahir

Saya awali dengan seremoni hari lahir yang menjadi tanda masih ada atau tidaknya pemilik sebuah nama.

Katanya, tepat di hari ini usia kapal tua yang diberi nama IMPS Koperti UIN AM berumur 25 tahun. Kenapa kapal? Karena saya lebih senang mengibaratkannya sebagai kapal!

Perjalanan yang begitu panjang melahirkan ragam dinamika yang sekiranya dapat kita jadikan refleksi dan introspeksi sebagai bekal mengarungi samudera-samudera yang lebih ganas dan tentunya belum pernah terjama. 

Tulisan ini mungkin tidak terlalu panjang, mengingat budaya membaca sudah tidak lagi populer di kalangan generasi, takutnya surat ini juga tidak terbaca.

Okee,

Salam hangat kepada seluruh insan pengabdi, mengawali tulisan ini, saya ingin menyampaikan satu pertanyaan.

Apa yang spesial dari kelahiran? apakah kegembiraan, kesedihan, atau kesesalan?

Bagi saya, tidak dari ketiganya . 

Hari lahir menjadi titik awal sesuatu itu bermula, ada sejarah dibalik berdirinya sebuah organisasi, sejauh mana kita memahami dan sudah sampai mana kita melaksanakan.

Perkembangan zaman tentu tidak bisa kita hindari, tapi ada nilai yang juga harus menjadi prioritas melampaui seluruh perubahan yang terjadi di tubuh organisasi.

Sebagai mana yang tertulis di paragraf ketiga, ada refleksi dan introspeksi yang terkadang kita lupakan. Dalam kehidupan berorganisasi, tidak hanya bercerita tentang jabatan dan dominasi pribadi. Jika hal itu terus terjadi, maka kemerdekaan dan profesional dalam bertindak dan berkarya menjadi sangat sulit kita dapatkan.

Apa salahnya memberikan hak penuh kepada kader? Biarkan mereka yang mengambil keputusan tentang apa yang akan mereka lakukan. Kata saya selalu, lakukan saja apa yang kalian mau, selagi hal itu tidak dilarang oleh konstitusi maka laksanakan dengan sepenuh hati.

Selain peringatan hari lahir, di bulan ini juga terkadang erat dengan cerita tentang siapa lagi yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan didalam organisasi ini, kita semua mungkin sudah paham bahwa hal itu memang harus dibicarakan tapi bukan dengan ego sektoral apalagi ego sesaat. Karena biasanya hanya panas seketika dan mendingin selamanya, xixixixi.

Teruntuk yang masih panas-panasnya berproses dalam organisasi (jika masih ada). Pesan saya jangan hanya terfokus kepada jabatan struktural, sebab sudah sama-sama kita pahami bahwa struktur dalam organisasi itu hanya ajang pembelajaran, bukan sesuatu yang harus dipertarungkan sampai mati. Cukup pantaskan dirimu dan lakukan apa yang seharusnya dilakukan sebagai seorang kader.

Saya mengutip ungkapan dari salah satu senior bahwa “jika ingin memetik, maka tanamlah terlebih dahulu”. Sekiranya penggalan ini bisa menjadi motivasi bahwa tunaikan dulu segala kewajibanmu sebagai seorang kader, setelah itu akan ada masanya juga dimana sama-sama kita akan menguji dan menentukan siapa yang pantas melanjutkan cita-cita luhur organisasi, bukan hanya datang karena jabatan dan pulang dengan kesombongan.

Terakhir,

Perihal menurunnya minat seseorang dalam berorganisasi, itu sudah menjadi masalah universal. Tugas kita hanya satu, jangan pernah berhenti bergerak! Sedikit banyaknya, berkualitas atau tidaknya itu menjadi urusan kesekian. Jangan jadikan kuantitas sebagai parameter keberhasilan! Yang terpenting adalah tetap berjalan sebagai mestinya organisasi.

Mungkin itu saja, selebihnya silahkan maknai sendiri, apakah salah satu dari kita masih berpikiran seperti apa yang telah tertulis di atas, jika iya.. ayo sama-sama berbenah.

Sampai jumpa di forum yang lebih serius.

Jika dengan tulisan ini anda terpanggil untuk kembali mengabdi, pastikan tidak ada lagi yang terlupa agar tidak ada alasan untuk kembali hilang.


Belajar Berjuang Bertaqwa.

Selasa, 10 Oktober 2023


Penulis: Angga Winanda (Demisioner Ketua IMPS Koperti UINAM Periode 2021-2022)

Editor: Nur Alisah (Anggota Bidang Informasi dan Komunikasi Periode 2023-2024)


Jumat, 07 Juli 2023

76 Tahun IMPS "Salam Hangat Untuk Suasana Yang Dingin"



IKATAN MAHASISWA PELAJAR SOPPENG
 

Teruntuk semua pendahulu, salam hangat untukmu.

Sebuah perjalanan yang kau mulai, kini sudah cukup panjang, melahirkan dinamika yang kemudian menjadi cinta.

Tapi apa yang terjadi sekarang?

Cinta hanyalah barang yang tabuh, peduli hanyalah omong kosong.

Lebih mengedepankan egoisme sektoral, dibanding menjunjung tinggi asas kelembagaan yang katanya "Kekeluargaan" .

Katanya, konflik merupakan gejolak yang tidak bisa terhindarkan dalam kehidupan berorganisasi, karena dengan konflik itulah akhirnya organisasi akan lebih dewasa dan siap dengan tekanan ombak persoalan. Harusnya memang seperti itu. 

Tapi disisi lain, mungkin cukup berbeda, adanya konflik justru membuat sebagian besar dari kita terpecah. Apakah kedewasaan berlembaga itu diukur dari banyak nya kita membenci? 

Tepat hari ini, 76 tahun IMPS melintasi zaman, melahirkan generasi ke generasi. Jika dilihat dari usia, sudah sangat matang dan dewasa. Namun masih juga terdapat pemikiran yang kekanak-kanakan. Konflik yang seharusnya diselesaikan dengan damai, malah di plintir kesana-kemari.

Apakah hal demikian yang nantinya menjadi warisan untuk generasi yang akan datang ? Sungguh miris.

Selamat bertambah usia lembaga tercinta.

Apapun itu, di hari ulang tahunmu semoga tidak ada kesedihan.

Benih-benih kesadaran kembali tumbuh.

Semangat yassisoppengi kembali terbakar.

Wariskan gagasan, bukan kebencian.

Dan terakhir, tetaplah menjadi tempat pulang bagi semua yang sudah mulai lelah berkelana.


Belajar, Berjuang, Bertaqwa

Jum'at, 07 Juli 2023









Penulis: Angga Winanda (Demisioner Ketua IMPS Koperti UINAM Periode 2021-2022)
Editor: Neylaa Khadijah Dwysezha AS (Infokom IMPS Koperti UIN AM 2023-2024)

Minggu, 30 April 2023

Memperingati Hari Puisi Nasional

Samar-samar

Hai kau,

Sudah berapa lama usiamu sekarang?

dibesarkan oleh sejarah yang tak bertuan.

diindahkan oleh drama yang tak berkesudahan.

 

Perjalanan yang tak pernah betul-betul kau jalankan,

karena selalu kalah dengan kenyataan.

yang terlena dengan kesimpulan satu malam.


Hanya diselimuti misteri yang senantiasa menjejaki ruang sepi,

pada tiap-tiap jiwa yang tak ingin mati.

Oleh : Juang 

Maha kini tinggal nama

Suaranya mengecil

Lika-likunya tak nampak walau sebesar upil

Kuingin mendengar kembali sajak-sajak keadilan

Dalam resah rakyat selalu merindukan nestapa rasa juang membakar semangatmu kala itu

 

Kini nasib bernaung di ujung pena

Dulu siang hari bukan masalah, terik matahari justru

Menjadikanmu khusyuk berbicara

Rangkaian angka dulu bukan sebagai ancaman

Lamanya kuliah tak menyurutkan semangatnya

 

Kini hanya mengomentari

Tak semua bisa berpikir untuk aksi

Nama besar mahasiswa kini tinggal lukisan

Tertutup debu usang lalu dilupakan

Jiwa apatis telah menjadi nafas 

Oleh : San

 

Belajar, Berjuang, Bertaqwa

Minggu, 30 April 2023

 

Editor: Bidang Infokom (Periode 2023-2024)



















Rabu, 26 April 2023

IMPS Koperti UIN AM Impikan Asrama Soppeng di Samata Gowa


     Ikatan Mahasiswa Pelajar Soppeng (IMPS) Koperti Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, menggelar reuni dan Halalbihalal yang pertama kalinya. Reuni dan Halalbihalal digelar di aula Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Soppeng, Selasa (25/4/2023).

Hadir sejumlah eks Ketua IMPS Koperti UIN Alauddin Makassar.Tema reuni dan Halalbihalal ialah “Tapak Tilas Perjalanan IMPS UIN AM”.

Alumni IMPS UIN Alauddin, Marwis, memuji kader IMPS UIN yang berani menggelar reuni untuk pertama kalinya."Ini sangat luar biasa bisa menggelar reuni meskipun masih ada kekurangan. Tapi kami maklumi, karena ini yang pertama kalinya," ujar Marwis.

Marwis berharap kedepannya ada asrama Soppeng bisa dibangun di Samata, Gowa.Sehingga bisa menjadi tempat bagi mahasiswa UIN.Apalagi jarak Asrama V Soppeng di Mannuruki dan Samata tergolong jauh.

"Ini adalah ikhtiar kita, semoga ada asrama dibangun di Samata," ujar Marwis.

Marwis mencontohkan saat era Andi Harta Sanjaya, ada dua asrama dibangun yaitu asrama Jogja dan Asrama V Mannuruki.Asrama V Mannuruki dulu ditempati mahasiswa UIN.

Namun karena jarak yang terbilang jauh dari Mannuruki ke Samata, sehingga sangat penting adanya pembangunan asrama di Samata.Sementara Ketua umum IMPS Koperti UIN AM, Andi Muhammad Syawal berpesan agar kegiatan reuni dan Halalbihalal bisa dijadikan agenda tahunan.

"Semoga kedepannya bisa membangun hubungan emosional semakin erat antara sesama kader IMPS UIN AM mulai 1998 sampai 2023," ujarnya


Belajar, Berjuang, Bertaqwa

Rabu, 26 April 2023 


Editor : Vina Susanti (Kader IMPS UINAM)






Kamis, 23 Maret 2023

Selamat Hari Jadi Kabupaten Soppeng Ke-762

Keluarga Besar Ikatan Mahasiswa Pelajar Soppeng (IMPS) Koperti UIN ALAUDDIN MAKASSAR mengucapkan Selamat Hari Jadi Kabupaten Soppeng Ke-762 (23 Maret 1261 - 23 Maret 2023)

"Membangun untuk Soppeng yang lebih baik"

Selayang Pandang Kab. Soppeng

       Soppeng adalah sebuah kota kecil di mana dalam buku-buku lontara terdapat catatan tentang raja-raja yang pernah memerintah sampai berakhirnya status daerah Swapraja, satu hal menarik sekali dalam lontara tersebut bahwa jauh sebelum terbentuknya kerajaan Soppeng, telah ada kekuasaan yg mengatur daerah Soppeng, yaitu sebuah pemerintahan berbentuk demokrasi karena berdasar atas kesepakatan 60 pemukan masyarakat, tetapi saat itu Soppeng masih merupakan daerah yang terpecah-pecah sebagai suatu kerajaan-kerajaan kecil. Hal ini dapat dilihat dari jumlah Arung,Sulewatang, dan Paddanreng serta Pabbicara yang mempunyai kekuasaan tersendiri. 
     Setelah kerajaan Soppeng terbentuk maka dikoordinasi oleh Lili-lili yang kemudian disebut Distrikvdi Zaman Pemerintahan Belanda. Literatur yang ditulis tentang sejarah Soppeng masih sangat sedikit. Sebagaimana tentang daerah-daerah di Limae Ajattappareng, juga Mandar dan Toraja, Soppeng hanyalah daerah kecil dan mungkin kurang signifikan untuk diperebutkan oleh dominasi dua kekuatan di Sulawesi Selatan yakni Luwu dan Siang sebelum abad ke-16. Namun, seperti disebutkan oleh sebuah kronik Soppeng, dulunya Soppeng bersama Wajo, sangat bergantung kepada kerajaan Luwu. Seiring menguatnya kekuatan persekutuan Goa-Tallo di Makassar; untuk mengimbanginya, Bone sempat mengajak Wajo dan Soppeng membentuk persekutuan Tellumpocco pada perjanjian Timurung tahun 1582. Akan tetapi, masuknya Islam di Sulawesi Selatan di paruh akhir abad ke-16, ditandai dengan masuknya Karaeng Tallo I Mallingkang yang lebih dikenal sebagai Karaeng Matoaya serta penguasa Goa I Mangarangi yang kemudian bergelar Sultan Alauddin, telah mengubah peta politik di Sulawesi Selatan. 
     Untuk sementara, kekuatan Bugis Makassar menjadi satu kekuatan baru untuk melawan orang kafir ketika Soppeng dan Sidenreng memeluk Islam tahun 1609, Wajo 1610 dan akhirnya Bone pada tahun 1611. Perkembangan berikutnya sepanjang abad ke-17, menempatkan Soppeng pada beberapa perubahan keputusan politik ketika persaingan Bone dan Goa semakin menguat. Jauh sebelum perjanjian Timurung yang melahirkan persekutuan Tellumpocco, sebenarnya Soppeng sudah berada di pihak kerajaan Goa dan terikat dengan perjanjian Lamogo antara Goa dan Soppeng. Persekutuan Tellumpocco sendiri lahir atas restu Goa. Namun, ketika terjadi gejolak politik antara Bugis dan Makassar disebabkan oleh gerakan yang dipelopori oleh Arung Palakka dari Bone, Soppeng sempat terpecah dua ketika Datu Soppeng, Arung Mampu, dan Arung Bila bersekutu dengan Bone pada tahun 1660 sementara sebagian besar bangsawan Soppeng yang lain menolak perjanjian di atas rakit di Atappang itu.

Sumber : https://soppeng.go.id/ (Website Pemerintah Kab. Soppeng)

Belajar, Berjuang, Bertaqwa

Minggu, 23 Maret 2023


Editor : M. Fajratul Ikhsan (Infokom 2023-2024)


Minggu, 19 Februari 2023

IMPS Koperti UIN Alauddin Makassar sukses menggelar Pelantikan, Upgrading dan Rapat kerja pengurus periode 2023-2024


Ikatan Mahasiswa Pelajar Soppeng (IMPS) Koperti UIN Alauddin Makassar melaksanakan Pelantikan, Upgrading dan Rapat Kerja pengurus yang di laksanakan di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Soppeng.

Mengusung tema "Sadar Identitas Dedikasi Berkualitas". Kegiatan ini berlangsung mulai hari Sabtu - Minggu, 18 - 19 Februari 2023 yang dihadiri oleh kader IMPS Koperti UIN Alauddin Makassar dan juga dihadiri oleh delegasi OSIS SMA/MA yang ada di Kabupaten Soppeng, serta Organisasi Kemahasiswaan yang ada di Kabupaten Soppeng.

Ketua Panitia, Maulana Siddiq mengharapkan agar kepanitiaan kegiatan ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi kepanitiaan berikutnya.

”Harapan saya kepada teman teman panitia agar kiranya segala kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan ini bisa menjadi evaluasi bagi kepanitiaan berikutnya," ungkapnya.

Sementara itu Ketua Umum IMPS Koperti UIN Alauddin Makassar Periode 2023 - 2024, Andi Muhammad Syawal mengharapkan kepada pengurus yang telah dilantik agar selalu kompak dan bekerja sama dalam menghadapi masalah kedepannya.

"Harapan saya untuk pengurus baru yang sudah di Lantik ibarat kata kita sudah berada di atas kapal yang berlayar keluar dari dermaga, yang nantinya akan melewati ombak yang senantiasa menerjang," jelasnya.

"Besar kecilnya ombak tidak akan menjadi masalah jika kita selalu kompak dan bekerja sama dengan baik karena yakin dan percaya ada pulau yang indah nan cantik yang sedang menunggu di depan sana," pungkasnya.


Belajar, Berjuang, Bertaqwa

Minggu, 19 Februari 2023


Editor: M. Fajratul Ikhsan (Infokom IMPS Koperti UIN AM 2023-2024)

Kamis, 11 Maret 2021

"Segalanya Tak Akan Indah Jika Sistem Belum Diubah"

"Segalanya Tak Akan Indah jika Sistem Belum Diubah"

 

    Kisah dibawah ini hanya sekedar opini belaka dari si penulis, untuk mengantar para pembaca melihat kondisi jika sudah masuk dalam dunia kerja.

     

    Dikisahkan seorang bocah yang tak melanjutkan sekolah menengah pertamanya disebabkan kondisi ekonomi keluarga yang tidak bersahabat. Bocah yang semasa duduk di bangku dasar memiliki kiprah yang cukup baik dibuktikan karena selalu berhasil menjadi juara dalam kelas, namun harus menelan pahitnya kehidupan karena tak mampu melanjutkan studinya.  Setelah lulus dari bangku sekolah dasar, sang bocah terpaksa berdamai dengan keadaan yang mengharuskannya menjadi buruh kasar dalam sebuah ruang lingkup pekerjaan. Terikat oleh waktu kerja, setiap saat mendengar ocehan si Bos nya, lantas pantaskah anak seumuran itu diperdengarkan kata-kata yang kurang baik? Teringat olehku anggapan bahwa  kemiskinan tidak lahir secara alamiah melainkan ada latar sejarah panjang yang menjelaskannya, namun akan kujelaskan ditulisan selanjutnya.

    Lanjut kisah, idiealnya bocah seumurannya seharusnya masih disibukkan dengan dunianya menghabiskan masa kanaknya untuk bermain dengan teman sebaya tanpa harus menghiraukan pekerjaan yang sudah selayaknya dikerjakan oleh orang tuanya. Emmak sang bocah memang masih muda disekitaran 37 tahun, namun bisakah seorang perempuan muda itu mendapatkan pekerjaan yang layak seperti perempuan yang lainnya? Di lain sisi bahkan mengeyang bangku pendidikan pun tidak pernah dalam hidupnya. Karna bisanya hanya mencuci dan memasak kadang-kadang si emmak menerima panggilan untuk membantu memasak di acara-acara tertentu yang gajinya juga tidak seberapa. Keluh kesah terkadang keluar dari rongga melutnya yang mengeluh akan begitu susah bertahan hidup pada saat ini. Namun apa boleh buat? Lagi-lagi keadaan yang mendesaknya untuk tetap bekerja. Tidak ada waktu sengang untuk sang anak semuanya dihabiskan hanya untuk mencari uang begitu pula sebaliknya sang anak juga tak punya waktu senggang untuk si emmak di karenakan harus juga membantu kondisi perekonomian."Disini saya juga teringat pepatah yang mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya". Mungkin itu yang sedang terjadi dalam kehidupan keluarga sang bocah dan emmaknya yang masih muda itu.

    Hampir lupa saya memberikan penjelasan terkait abah sang bocah. Abahnya adalah seorang pekerja keras. Ia bahkan mengerjakan segala sesuatu selama pekerjaan itu masih halal dalam pandagan agama. Sebenarnya kehidupan keluarga kecil itu dulu sempat berada pada posisi sederhana tetapi semenjak sang abah meninggal dalam kecelakaan kerja, berubahlah 180 derajat hidupnya seperti sekarang ini. Abahnya dulu bekerja disebuah perusahaan ternama dan posisi yang diambil dalam pekerjaan itu juga cukup bagus dengan gaji yang memadai untuk kehidupan sehari-hari bahkan masih memiliki sisa untuk ditabung.

 

"Kronologi kecelakan kerja si abah"

    Saat itu abah dari bocah itu berangkat dari rumah sekitaran jam 7 pagi di karenakan harus apel. Pagi itu, tanpa menyantap sarapan yang di buat oleh si emmak, si abah langsung bergegas tanpa menggubris salah satu penghuni yang ada dalam rumah itu, tapi orang dirumah sudah terbiasa dengan hal itu bukan kali pertama si abah bertingkah begitu yah alasannya tentu karna tuntutan pekerjaan sebab jika si abah terlambat apel pagi maka gaji juga berkurang.

    Sesampai di tempat kerja setelah apel pagi, para pekerja bersiap-siap untuk mengurusi pekerjaannya  masing-masing, juga si abah tanpa menghiraukan teman sekerja meskipun mereka sudah saling kenal sebab ada aturan yang di berlakukan untuk para pekerja dilarang bertegur sapa ketika masih jam kerja. Sampai pada saat nasib buruk itu tiba, mobil truk besar yang dikendarai si abah jatuh kedalam jurang di karenakan remnya yang kurang berfungsi dengan baik dan seketika si abah meninggal dalam genggamannya yang masih memegang kemudi setir mobil truk itu.  Mendengar berita itu, sang bocah bersama emmaknya langsung bergegas kelokasi kecelakaan. Derai tangis tak terelekkan kehilangan yang paling mendalam dirasai si anak dan emmak. Mungkin dalam pikiran si emmak semua beban hidup akan jatuh padanya sebab si abah sudah meninggal. Dan memang itu yang terjadi bahkan bukan saja si emmak begitu pula dengan sang bocah, juga harus ikut menanggung beban. Pengharapan mendapatkan uang pesangon dari perusahaan sebagai bentuk belasungkawa hanya angan belaka pemilik perusahaan hanya memberika kata-kata duka cita. Tanpa memikirkan dan mengingat hal-hal apa yang telah dilakukan si abah untuk tetap perusahaan beroprasi dan lebih besar lagi.

 

Apa yang mampu di tarik sebagai benang merah dalam kisah singkat tersebut?


    Dalam kehidupan sekarang ini, sistem telah membuat kita lupa akan kita yang telah dijajah tanpa moncong senjata melainkan hegemoni dunia kerja yang tidak menguntungkan bagi setiap pekerja. Bentuk alienasi dalam dunia kerja seperti yang dikisahkan diatas dimana si abah sudah menghilangkan sebagian perhatiannya kepada keluarga kecilnya karena tuntutan dalam dunia kerjanya. Pekerjaan telah memberikan aleniasi kepada si abah dengan anak, si abah dengan emmak, bahkan waktu senggang dalam keluarganya pun telah hilang karna tetap harus memikirkan pekerjaan.


    Ini hanya sampel kecil kisah kehidupan para pekerja dalam dunia industri di lain waktu akan ku lanjutkan kisah ini, mungkin dengan judul yang berbeda tetapi dengan substansi isi bacaan yang sama.

 







 


“Muhammad Iqbal”

Kader IMPS Koperti UIN AM

 


Minggu, 28 Februari 2021

MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR PADA MASA PANDEMI MELALUI KEGIATAN WISATA PENDIDIKAN





Dalam merespon kesenjangan perhatian terhadap pendidikan kepada masyarakat pelosok, IMPS Koperti UIN Alauddin Makassar berinisiatif melaksanakan sebuah kegiatan guna mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi pada poin ketiga yakni Pengabdian Kepada Masyarakat.
Kegiatan ini diberi nama WISATA PENDIDIKAN dengan mengangkat tema "Menerapkan Jargon Belajar Berjuang Betaqwa dalam Konteks Pengabdian" yang dilaksanakan selama satu minggu, mulai dari tanggal 22-28 Februari 2021, di Dusun Waessuru, Desa Umpungeng, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng. 

Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Bapak Kepala Desa Umpungeng dalam hal ini Bapak Salahuddin, S.Ag. Pada pembukaan kegiatan dihadiri oleh para Kepala Dusun sedesa Umpungeng, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Pemuda Dusun Waessuru. Dalam kegiatan ini juga masyarakat setempat sangat merespon baik terhadap kedatangan teman-teman dari IMPS Koperti UIN AM.                                                                                                                                  
Ketua panitia, Andi Ahmad Diyauddin mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan minat belajar kepada anak-anak serta masyarakat Dusun Waessuru di masa pandemi. 

"Disana juga kami membuat Baruga Macca (Taman Baca Masyarakat) sebagai tempat pengembangan minat baca khususnya warga Dusun Waessuru", ujarnya.

Serta menjadikan SDN 14 Pangempange sebagai sekolah binaan.

Kegiatan ini dimulai pada tanggal 22-28 Februari 2021 dan merupakan ajang pendekatan sekaligus perkenalan kepada masyarakat setempat. 

Ketua Umum IMPS Koperti UIN AM, Angga Winanda berharap agar masyarakat Dusun Waessuru selalu menerima kehadiran IMPS Koperti UIN AM. Dan teruntuk pengurus, Panitia Pelaksana, dan seluruh kader IMPS Koperti UIN AM agar tetap konsisten dengan apa yang sudah dilakukan.



 

 

DIFFERENCE

Difference (perbedaan) Suatu ketika seorang pemuda mendatangi suatu desa dengan perawakan yang sedikit gon d rong dan bertattoo. Pada saat ...